Di era digital seperti sekarang, pusat data menjadi salah satu hal yang wajib dimiliki oleh organisasi. Pusat data adalah komponen vital dalam infrastruktur teknologi informasi. Pusat data adalah fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen terkait, seperti sistem penyimpanan dan telekomunikasi.
- 5 Area Fokus Tata Kelola TI (IT Governance Decision Domains)
- 4 Tren Teknologi yang Diprediksi Akan Banyak Digunakan di Masa Depan
- Tingkatkan Kualitas Layanan IT dengan Framework Ini
Sebagai pusat penyimpanan, pengolahan, dan distribusi data, pusat data memiliki peran yang sangat krusial bagi operasional bisnis. Namun, meskipun pentingnya pusat data, ada satu masalah yang sering kali menjadi perhatian utama, yaitu downtime.
Apa itu Downtime pada Pusat Data?
Downtime pusat data adalah periode waktu di mana pusat data tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan gangguan dalam pelayanan atau operasional yang bergantung pada pusat data tersebut.
Downtime dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kegagalan perangkat keras, masalah perangkat lunak, pemadaman listrik, bencana alam, serangan siber, atau bahkan kesalahan manusia.
Jenis Downtime Pusat Data
Secara umum, downtime pusat data
Planned Downtime
Ini adalah periode waktu di mana pusat data secara sengaja dimatikan untuk pemeliharaan, upgrade, atau perbaikan. Biasanya, downtime terencana dilakukan di luar jam kerja normal untuk meminimalkan dampaknya terhadap operasional bisnis.
Unplanned Downtime
Ini adalah periode waktu di mana pusat data mengalami gangguan yang tidak direncanakan. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari kegagalan perangkat keras hingga bencana alam. Downtime tidak terencana bisa sangat merugikan karena terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya.
- Terjadi Insiden Serangan Siber, Siapakah yang Harus Menangani?
- Manajer Keamanan Informasi: Tugas dan Prospek Karier di Era Digital
- Cara Prompting AI yang Efektif, Bisa Pakai ChatGPT
Penyebab Downtime Pusat Data
Kegagalan Perangkat Keras
Komponen seperti server, penyimpanan, dan jaringan bisa mengalami kegagalan yang menyebabkan downtime. Contoh kegagalan perangkat keras termasuk hard disk crash, overheat, dan kerusakan pada perangkat jaringan.
Masalah Perangkat Lunak
Bug atau masalah pada perangkat lunak dapat menyebabkan sistem menjadi tidak responsif atau crash. Pembaruan perangkat lunak yang gagal atau tidak kompatibel juga dapat menyebabkan downtime.
Pemadaman Listrik
Meskipun pusat data biasanya dilengkapi dengan sumber daya cadangan seperti generator, pemadaman listrik yang berkepanjangan atau kegagalan pada sistem cadangan daya dapat menyebabkan downtime.
Bencana Alam
Bencana seperti gempa bumi, banjir, dan badai dapat merusak infrastruktur fisik pusat data dan menyebabkan downtime yang signifikan.
Serangan Siber
Serangan dari pihak ketiga seperti Distributed Denial of Service (DDoS) atau serangan ransomware dapat melumpuhkan pusat data dan menyebabkan downtime.
Kesalahan Manusia
Kesalahan konfigurasi, pemeliharaan yang tidak tepat, atau kelalaian lainnya dapat menyebabkan downtime yang tidak terencana.
Dampak Downtime pada Pusat Data
Downtime pusat data dapat memiliki dampak yang sangat merugikan bagi bisnis. Beberapa dampak tersebut antara lain:
Kerugian Finansial
Setiap menit downtime dapat berarti hilangnya pendapatan, terutama untuk bisnis yang bergantung pada layanan online atau e-commerce. Menurut studi dari Gartner, biaya downtime dapat mencapai hingga $5.600 per menit.
Reputasi yang Tercemar
Downtime yang berulang dapat merusak reputasi perusahaan. Pelanggan yang mengalami gangguan layanan mungkin akan kehilangan kepercayaan dan beralih ke pesaing.
Produktivitas yang Menurun
Ketika pusat data tidak berfungsi, karyawan tidak dapat mengakses sistem yang mereka butuhkan untuk bekerja, yang mengakibatkan penurunan produktivitas.
Kerugian Data
Downtime yang disebabkan oleh serangan siber atau kegagalan perangkat keras dapat mengakibatkan hilangnya data penting, yang bisa sangat merugikan perusahaan.
Standar Downtime Pusat Data
Standar waktu downtime pusat data sering diukur dalam metrik yang disebut Availability atau Uptime. Availability adalah persentase waktu di mana pusat data beroperasi dengan baik dan tersedia untuk digunakan.
Standar uptime biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase tahunan, seperti 99.9%, 99.99%, atau 99.999%. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang standar uptime dan waktu downtime:
99.9% Uptime (Three Nines)
Ini berarti pusat data memiliki downtime maksimal sekitar 8.76 jam per tahun. Meskipun terdengar sedikit, bagi beberapa bisnis, downtime selama 8.76 jam bisa sangat signifikan.
99.99% Uptime (Four Nines)
Ini berarti pusat data memiliki downtime maksimal sekitar 52.56 menit per tahun. Uptime 99.99% sering dianggap sebagai standar yang baik untuk pusat data.
99.999% Uptime (Five Nines)
Ini berarti pusat data memiliki downtime maksimal sekitar 5.26 menit per tahun. Ini adalah standar uptime yang sangat tinggi dan biasanya dicapai oleh pusat data kelas dunia.
- Tingkatkan Kualitas Layanan IT dengan Framework Ini
- Tingkatkan Kinerja Tim Anda dengan Framework Scrum
- Terjadi Insiden Serangan Siber, Siapakah yang Harus Menangani?
Cara Mengurangi Downtime Pusat Data
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi downtime pada pusat data, diantaranya:
Redudansi
Mengimplementasikan redundansi untuk semua komponen kritis seperti server, penyimpanan, dan sumber daya listrik dapat membantu memastikan bahwa jika satu komponen gagal, yang lain dapat mengambil alih.
Pemeliharaan Rutin
Melakukan pemeliharaan rutin dan inspeksi untuk memastikan semua sistem berfungsi dengan baik dan untuk mendeteksi masalah sebelum menyebabkan downtime.
Sumber Daya Cadangan
Menyediakan sumber daya cadangan seperti generator dan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk memastikan pusat data tetap beroperasi selama pemadaman listrik.
Sistem Monitoring
Menggunakan sistem monitoring untuk memantau kinerja dan kesehatan pusat data secara real-time sehingga masalah dapat diidentifikasi dan ditangani segera.
Disaster Recovery Plan
Memiliki rencana pemulihan bencana yang baik dan teruji untuk memastikan bahwa data dan sistem dapat dipulihkan dengan cepat setelah terjadi downtime.
Keamanan yang Kuat
Mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi pusat data dari serangan siber, termasuk firewall, enkripsi, dan sistem deteksi intrusi.