Mengenal penetration testing, dari metode hingga jenis-jenis penetration testing yang sering digunakan untuk mengamankan website maupun aplikasi.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini ternyata juga berlaku dalam hal keamanan sebuah website atau aplikasi.
Serangan siber bisa dicegah apabila kita mengetahui celah-celah yang bisa saja dieksploitasi oleh hacker.
Untuk mengetahui celah-celah yang ada dalam website maupun aplikasi, perlu diterapkan sebuah metode bernama penetration testing.
Apa itu penetration testing?
Penetration testing merupakan serangkaian metode untuk menemukan celah keamanan dalam sebuah sistem.
Dalam penerapan penetration testing, seorang asesor melakukan serangkaian simulasi serangan yang biasa terjadi dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh hacker.
Melalui cara ini, asesor akan melakukan serangan yang nyata, sistem yang nyata, dan data yang nyata, kemudian mengidentifikasi kerentanan yang ada pada sistem maupun aplikasi.
Penetration testing tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Kegiatan penetration testing wajib dilakukan oleh orang yang bersertifikasi dan mengetahui standar resmi. Dengan begitu, penetration testing bisa dilakukan dengan aman.
Manfaat penetration testing
Secara umum, penetration testing bermanfaat untuk identifikasi celah sebuah sistem, kemudian memperbaikinya. Lebih dari itu, penetration testing punya manfaat lain yang tidak kalah penting, diantaranya:
1. Menemukan celah keamanan
Manfaat penetration testing adalah mengidentifikasi celah keamanan dalam website. Sistem jaringan komputer tidak selalu aman dan seringkali celah-celah dalam sistem tersebut tidak diketahui.
Dengan penetration testing, celah-celah dapat teridentifikasi dan kemudian dilakukan perbaikan agar tidak terjadi serangan siber dari luar.
Tentu saja penetration testing akan meningkatkan keamanan sebuah sistem atau website karena semua celah keamanan sudah diperbaiki.
2. Memperkirakan kerugian bisnis
Selain mengidentifikasi celah-celah keamanan kemudian memperbaikinya, penetration testing juga bermanfaat untuk memperkirakan kerugian bisnis.
Ketika terjadi serangan siber, sebuah perusahaan tentu akan mengalami kerugian yang signifikan. Penetration testing bisa memperkirakan kerugian apa yang akan dialami ketika terjadi serangan siber dan bagaimana langkah untuk meminimalisirnya.
Jenis-jenis penetration testing
Ada beberapa jenis penetration test yang dirancang untuk menilai berbagai bagian dari organisasi, bentuk yang paling populer adalah:
1. Black Box
Metode black box ini memposisikan pentester sebagai hacker. Pentester akan mencari celah keamanan pada sistem yang dapat diretas.
Pentester yang menggunakan metode black box biasanya sudah memiliki keahlian dalam menggunakan alat pemindai dan metodologi pentest manual.
Mereka juga perlu memiliki kemampuan untuk membuat map dari sistem yang diuji berdasarkan observasi yang dilakukan.
2. Grey Box
Berbeda dengan metode black box, metode grey box memposisikan pentester hanya memiliki akses dan informasi sebagai pengguna saja.
Sehingga, pentester bisa menguji serangan dan mensimulasikannya berdasarkan informasi sistem tersebut.
Metode grey box bertujuan untuk memberikan penilaian keamanan yang lebih efisien daripada black box. Metode grey box juga memungkinkan pengguna dapat melakukan pengujian secara lebih fokus dalam mengeksploitasi kerentanan dengan risiko yang lebih besar.
3. White Box
Metode white box dilakukan ketika perusahaan ingin mendeteksi kerentanan dengan detail. Pengujian dengan metode white box membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dalam proses testing, penguji memiliki akses ke semua informasi yang dibutuhkan. Dengan semua akses yang dimiliki oleh pentester, maka ia bisa memeriksa sistem secara menyeluruh dan mencapai tahap yang belum dapat diakses dengan metode black box maupun grey box.